7 Obat Pilihan yang Tepat Atasi Nyeri Haid Untuk Dikonsumsi

Obat Pilihan Atasi Nyeri Haid

7 Obat Pilihan yang Tepat Atasi Nyeri Haid Untuk Dikonsumsi. Sakit haid atau dismenore adalah keluhan nyeri atau kram di dalam perut bagian bawah yang bisa muncul saat seorang wanita sedang menstruasi atau beberapa hari sebelumnya.

Obat sakit haid biasanya dikonsumsi melalui cara para gadis yang sering menikmati nyeri haid yang tak tertahankan. Ada beragam obat untuk nyeri haid. Masing-masing kapsul tersebut memiliki aspek hasil dan pendekatan kerja yang unik.

Nyeri haid yang terlihat mungkin sedang, namun terkadang terasa cukup berat dan sangat menyakitkan. Nyeri haid yang berat ini dapat diatasi melalui cara penggunaan obat nyeri haid.

Beberapa Pilihan Obat Nyeri Haid

Sebelum minum obat, ada banyak cara herbal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi proses nyeri haid, misalnya melalui cara mandi air panas, kompres panas di perut, minum air putih yang cukup, olahraga, dan relaksasi, sebagai contoh melalui cara cara melakukan yoga atau meditasi.

Selain itu, beberapa bahan herbal, bersama dengan teh alami, teh chamomile, jahe, dan kayu manis, juga diyakini dapat membantu mengatasi nyeri haid, terutama yang sedang.

Jika beragam pengobatan herbal untuk meredakan nyeri haid tidak ampuh, ada beberapa jenis obat nyeri haid yang bisa Anda coba, yaitu:

1. Parasetamol
Obat nyeri haid yang mudah ditemukan dan dapat digunakan tanpa resep dokter adalah parasetamol (Panadol, Sanmol, Sumagesic). Obat ini juga sering digunakan untuk mengatasi demam.

Parasetamol dapat membantu meredakan proses nyeri haid sedang, namun mungkin tidak sekuat dalam mengobati nyeri haid yang hebat. Selain itu, obat nyeri haid ini biasanya lebih dianjurkan bagi orang yang memiliki riwayat penyakit maag atau asam lambung naik (GERD).

Penyebabnya, berbeda dengan pereda nyeri seperti ibuprofen, aspirin, atau diklofenak, parasetamol kini cenderung tidak lagi membuat asam lambung naik sehingga jauh lebih aman bagi Anda yang memiliki riwayat maag atau GERD.

2. Ibuprofen
Sama seperti parasetamol, obat nyeri haid ini juga bisa dibeli bebas dan cukup aman untuk dikonsumsi. Ibuprofen dapat mengurangi produksi prostaglandin di dalam tubuh, yang dapat menyebabkan sakit perut dan kram selama menstruasi.

Obat ini dapat diminum selama 2-3 hari sejak timbulnya nyeri haid atau sampai nyeri haid hilang. Namun, penggunaannya tidak boleh lebih dari 10 hari, selain atas saran dokter.

Meski dapat digunakan secara bebas, ibuprofen tidak selalu tepat untuk dikonsumsi melalui cara setiap orang. Penggunaan obat nyeri haid ini harus dicegah bila Anda memiliki riwayat penyakit tertentu, seperti penyakit maag, alergi bronkial, gagal ginjal, gagal jantung koroner, atau reaksi hipersensitif terhadap ibuprofen dan berbagai bentuk kapsul anti inflamasi nonsteroid. (NSAID).

3. Aspirin
Aspirin adalah obat yang digunakan untuk meredakan nyeri, iritasi, dan demam. Serupa dengan ibuprofen, kapsul yang dapat dikategorikan sebagai kapsul anti inflamasi non steroid (NSAID) mampu menurunkan kadar prostaglandin yang menyebabkan nyeri haid.

Aspirin dapat mengatasi nyeri haid sedang hingga ringan. Namun, Anda harus menggunakannya setelah makan, karena obat ini berisiko menimbulkan gejala samping seperti sakit perut, mual, atau mungkin muntah, terutama pada manusia dengan penyakit maag atau gangguan lambung.

Selain itu, Anda juga sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum penggunaan aspirin sebagai obat nyeri haid, bila Anda memiliki riwayat alergi bronkial, tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, atau gangguan pembekuan darah.

4. Asam mefenamat
Asam mefenamat juga merupakan salah satu obat untuk nyeri haid, terutama untuk kasus nyeri haid sedang hingga ringan. Namun, obat ini harus diminum sesuai resep dan dianjurkan melalui cara dokter.

Alergi bronkial mefenamat bekerja dalam menurunkan nyeri haid mirip dengan ibuprofen dan aspirin, yang mengurangi produksi prostaglandin yang menyebabkan nyeri. Meski bisa digunakan sebagai obat nyeri haid, konsumsi obat ini kini tak boleh lebih dari tiga hari, hingga jauh dari anjuran dokter.

5. Diclofenac
Obat ini biasa digunakan untuk mengatasi nyeri sendi, sakit gigi, atau pegal linu karena asam urat. Namun, diklofenak juga dapat digunakan untuk mengatasi nyeri haid, terutama nyeri haid yang berat.

Namun, obat ini tidak bisa dikonsumsi sembarangan dan paling mudah diterima dengan resep dokter. Jika dosisnya tidak selalu tepat, diklofenak dapat menyebabkan beberapa efek samping yang berisiko, termasuk masalah jantung, gangguan pembekuan darah, kerusakan ginjal dan hati, dan sakit maag.

6. Ketoprofen
Ketoprofen juga merupakan obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID). Ketoprofen meredakan nyeri haid dengan cara menekan produksi prostaglandin di dalam tubuh yang menyebabkan iritasi dan nyeri.

Meski mampu membantu meredakan nyeri haid, kini Anda tidak boleh lagi sembarangan mengonsumsi obat ini. Pasalnya, obat ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan tekanan darah berlebih jika dikonsumsi dalam waktu lama atau dalam dosis berlebihan.

7. Naproxen
Sama seperti ibuprofen dan aspirin, naproxen juga diselimuti dengan khasiat obat anti inflamasi non steroid (NSAID) yang dapat digunakan sebagai pereda nyeri haid. Obat ini biasanya paling mudah diresepkan, bila Anda memiliki reaksi hipersensitif terhadap berbagai bentuk obat nyeri haid.

Selain untuk mengobati nyeri haid, naproxen juga dapat digunakan untuk mengatasi nyeri punggung bawah, rheumatoid arthritis, arthritis (osteoarthritis), dan asam urat. Namun, penggunaan obat ini juga dapat menyebabkan berbagai aspek hasil, seperti kelelahan, kantuk, mual, sakit perut, hingga sakit kepala.

Selain berbagai macam kapsul di atas, Anda juga bisa menggunakan berbagai obat nyeri haid selain celecoxib. Namun, obat ini paling mudah digunakan sesuai dengan resep dokter.

Sakit haid merupakan salah satu gejala yang sering dialami wanita, namun umumnya rasa sakit ini bisa hilang dengan sendirinya setelah haid.

Oleh karena itu, penggunaan obat-obatan untuk mengatasi nyeri haid tidak selalu dianjurkan untuk digunakan sebagai kebiasaan, sampai nyeri haid cukup intens untuk membatasi aktivitas Anda.

Jika Anda telah mencoba berbagai cara untuk mengatasi nyeri haid, termasuk minum obat nyeri haid, namun nyeri tersebut tidak lagi hilang atau semakin parah, Anda harus berkonsultasi dengan dokter.

Ikuti terus Blog Nazmy untuk artikel terbaru lainnya dan kirimkan saran dan pertanyaan Anda melalui email hidayatsarif97@gmail.

0/Post a Comment/Comments